ANCAMAN dari DALAM
“Pokoknya kami ingin di PHK saja!!!…”
“Betul!!!… Bayar uang pesangon kami”
“Jika tidak ???? Kami akan mogok kerja!!!” Suara teriakan beberapa perwakilan serikat kerja PT. T-Bersaudara menggelegar.
Suhu AC di dalam ruang meeting Jayawijaya sudah disetting 18 derajat Celcius, tetapi semua orang berkeringat karena terbakar emosi.
Pak Tatang Wibawa (HRD&GA Manager) selaku perwakilan manajemen perusahaan berusaha menenangkan seluruh peserta rapat.
Akhirnya rapat Bipartit sebagai mediasi antara karyawan dan pimpinan perusahaan PT. T-Bersaudara tidak menemukan kesepakatan.
Berita mengenai akuisisi PT. T-Bersaudara oleh perusahaan asing, menimbulkan kekacauan di dalam perusahaan. Beberapa karyawan menuntut diberhentikan dan meminta uang pesangon sebagai kompensasi sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan.
Seminggu kemudian
“Amsyong deh…” Bu Tina Sales Marketing Director PT. T-Bersaudara terkejut sambil menepuk keningnya ketika membaca email complain dari PT. U-Cup customer terbesarnya.
PT. U-Cup merupakan perusahaan makanan dan minuman yang menggunakan jasa PT. T-Bersaudara untuk memproduksi aneka produk minuman. pada tahun 2018, tercatat jumlah pesanan PT. U-Cup mencapai 78% dari total volume produksi di PT. T-Bersaudara.
***
14 February 2019
Dear Miss Tina,
Through this email, we send a complaint regarding Isotonic Bajigur Sparkling products that contaminated with toxic material. We got a lawsuit from one of the victim who consumed the product. Identity of this product is as follow:
Product Name : Isotonic Bajigur Sparkling
Pack Size : 330 ml (PET Bottle)
Batch Code : 121902-BDG-13F
Based on the result of laboratory analysis of the product sample, it is known that there are very high levels of heavy metals such as Lead (Pb), Iron (Fe) and Mercury (Hg). We attach the results of the laboratory analysis certificate.
In accordance with our corporation contract article No.39a that in the event of lawsuit due to products that produced by PT. T Bersaudara for the use of trademarks of PT. U Cup, all losses caused will be delegated to PT. T Bersaudara.
Best Regards
WW
***
Setelah menerima informasi complain tersebut Pak Tommy selaku manajemen puncak di PT. T-Bersaudara merespon hal ini sebagai kejadian darurat tingkat tinggi.
“Toni, kamu tau ini merupakan kejadian terburuk selama 32 tahun perusahaan ini berdiri… Saya mengerti dalam 3 tahun terakhir ini perusahaan kita menghadapi masa-masa yang sulit... Tetapi saya selalu memegang teguh keyakinan saya, bahwa perusahaan ini dapat bangkit kembali selama Kamu dan orang-orang terbaik di perusahaan ini tetap berada disamping saya...”
“Sekali lagi saya mengandalkan Kamu untuk menangani masalah ini, demi kelangsungan perusahaan kita.” Seperti biasa Pak Tommy selalu dapat terlihat tenang dan terkendali, walaupun dalam kondisi genting.
“Baik Pak Tommy… Bapak bisa mengandalkan saya.” Jawaban Toni singkat tetapi penuh keyakinan.
***
Toni selaku FSTL (Food Safety Team Leader) langsung mengumpulkan seluruh anggota Tim Keamanan Pangan untuk mengkoordinasikan langkah strategis yang perlu dilakukan.
“Baik rekan-rekan semua, terima kasih atas kehadirannya… Saya rasa tidak perlu panjang lebar lagi karena semua sudah tau kenapa rekan-rekan semua dikumpulkan diruangan ini….”
“Saya langsung sampaikan saja rencana langkah strategis yang akan kita lakukan terkait masalah ini…. Jika ada tanggapan atau pertanyaan dari rekan-rekan silahkan langsung disampaikan saja.”
Pertama,
“Saya meminta Bu Tina dan Tim Recall Product, langsung menjalankan prosedur Recall Product.”
Kedua,
“Bu Tina tolong langsung memberikan respon terhadap email complain yang disampaikan PT. U Cup. Berikan kesan yang baik dan yakinkan mereka bahwa kita akan menindaklanjuti complain yang disampaikan. Dan akan menginformasikan kepada mereka setiap ada perkembangan.”
Ketiga,
“Kita akan melakukan verifikasi terhadap complainnya PT. U Cup… Bu Tina tolong berkoordinasi dengan pihak PT. U Cup untuk mengirimkan sisa sample yang sudah mereka Analisa kepada kita. Kita analisa ulang di Lab eksternal yang kita tunjuk.”
“Karena ini urgent, maka tolong koordinasikan ke Lab untuk dapat memberikan laporan hasil analisannya maksimal 3 hari sejak sample mereka terima.” Perintah Toni kepada Tina dengan intonasi yang jelas dan tegas.
“Kok saya terus sih Pak… Trus yang lain ngapain?” Tina menggerutu disertai sorak sorai rekan-rekannya yang lain.
“Husttt makanya dengarkan dulu saya belum selesai bicara!!!” hardik Pak Toni dengan suara lantang.
Tiba-tiba ruang meeting kembali senyap.
“Tania, Kamu cek retain sample kita dengan kode batch yang sama. Coba cek ke Gudang Produk Jadi juga dan ambil sample apabila masih ada sisa stok. Kirimkan sample ke Lab eksternal untuk dianalisa besama dengan samplenya Tina…” Pak Toni akhirnya menugaskan Tania (QC Division Head) yang cantik.
Keempat,
“Tania dan rekan-rekan yang lain, tolong lakukan traceability data pemeriksaan bahan baku, bahan kemasan, setting parameter proses produksi, hasil Analisa QC, jumlah hasil produksi, data sisa stok produk jadi digudang dan data pengiriman produk ke customer.… Tania tolong serahkan data-data tersebut keruangan saya sebelum jam 15.00. Sesuai dengan prosedur Traceability, batas waktunya maksimal 4 Jam” Pak Toni menjelaskan sambil senyum-senyum kearah Tania.
“Baik Pak Toni”, jawab Tania setuju.
Kelima,
"Saya, Pak Tatang (HRD GA Manager) dan Pak Tugimin (Kepala Security) akan melakukan investigasi dan memeriksa data rekaman kamera CCTV di area-area yang rentan dari kemungkinan terjadinya sabotase."
Keenam,
"Saya akan menjadwalkan meeting lanjutan setelah data-data tersebut sudah lengkap. Saya harap 5 hari ke depan, meeting lanjutan bisa kita lakukan untuk menganalisa akar permasalahan (Rootcause Analysis) dan membahas rencana tindakan perbaikan (Corrective Action Plan) yang perlu kita lakukan."
"Sampai disini ada yang ingin ditanyakan?"
"Jika tidak ada, saya anggap rekan-rekan semua sudah faham dan mengetahui apa yang harus dikerjakan… Selamat bekerja… Terima kasih!"
“Tania jangan lupa nanti sebelum jam 15.00 ya…” Toni mengingatkan Tania sambil mengedip kan mata dan menjulurkan lidahnya.
***
Lima hari kemudian,
Selamat Pagiiii!!!… Terima kasih kepada rekan-rekan sekalian atas kerja kerasnya sehingga meeting lanjutan terkait complain PT. U Cup dapat dilakukan tepat waktu.
Berdasarkan Analisa data yang kita peroleh dapat disimpulkan:
- Proses Recall Product yang sudah kita lakukan, total produk yang berhasil ditarik dari customer dan sisa stok digudang adalah sebanyak 98.5% dari total produk. Artinya sebanyak 1.5% sudah sampai ke konsumen akhir. Namun saya sudah melaporkan hal ini ke BPOM. Setidaknya prosedur recall sudah kita lakukan sebagai bentuk tanggung jawab kita sebagai produsen.
- Hasil Analisa Laboratorium adalah:
- Sample sisa Analisa PT. U-Cup : Positif mengandung logam berat
- Sample Retain dan stock digudang : Negatif/ tidak mengandung logam berat. Berarti tidak seluruh produk dalam satu batch terkontaminasi. Kesimpulannya kontaminasi tidak terjadi pada proses penyiapan bahan baku sampai dengan proses mixing/batching
- Data traceability terkait proses produksi, Analisa QC (Bahan Baku, Work in Process dan Produk Jadi) tidak ditemukan data yang menyimpang atau abnormal. Artinya kemungkinan kontaminasi juga tidak terjadi pada proses pengisian produk ke botol. Karena titik pengambilan sample QC untuk Analisa Produk Jadi dilakukan pada saat setelah proses pengisian produk ke dalam botol.
- Hasil investigasi dan pemeriksaan titik kerentanan sabotase:
- Area Produksi : tidak ditemukan penyimpanan bahan berbahaya
- Area Gudang Kemasan : Gudang terkunci dan tidak ditemukan bahan berbahaya
- Area Gudang Produk Jadi :
- terdapat penyimpanan sisa bahan kemas berupa tutup botol dalam wadah terbuka. Berdasarkan keterangan staff gudang, ini merupakan sisa sample trial yang akan dikembalikan ke supplier.
- Terdapat penyimpanan oli bekas forklift dalam wadah jerigen di Gudang Produk Jadi
- Hasil pemeriksaan rekaman kamera CCTV:
- Pada Area Proses Produksi, tidak ditemukan aktifitas yang mencurigakan
- Pada Area Gudang Kemasan, tidak ditemukan aktifitas yang mencurigakan
- Pada Area Gudang Produk Jadi, ternyata terdapat aktifitas yang mencurigakan yaitu :
- Kepala Gudang terlihat masih berada diarea Gudang setelah aktifitas dan jam kerja di Gudang selesai.
- Kepala Gudang terlihat mengambil 1 karton produk dari rak penyimpanan, kemudian mengambil beberapa tutup botol sisa trial. Setelah itu menghampiri jerigen penyimpanan oli bekas.
- Setelah beberapa lama Kepala Gudang terlihat, mengembalikan 1 karton produk yang diambil tadi ketempat semula.
Dari bukti-bukti yang diperoleh, penyelidikan dan investigasi dilakukan lebih mendalam ke arah potensi sabotase. Interogasi terhadap Kepala Gudang Produk Jadi sebagai tersangka pelaku sabotase dilakukan oleh Pak Tarno dan Pak Tugimin yang merupakan pensiunan Polri dan terlatih dalam melakukan investigasi.
Dari hasil investigasi diperoleh keterangan dan bukti yang kuat dan meyakinkan bahwa Kepala Gudang Produk Jadi telah melakukan sabotase dengan cara mencapur beberapa botol produk jadi dengan oli bekas forklift. Berdasarkan pengakuannya, hal ini dilakukan karena sakit hati terhadap perusahaan yang akan menggantikan posisinya sebagai Kepala Gudang dengan orang baru yang ditunjuk oleh perusahaan yang mengakuisisi PT. U Cup.
***
Cerita diatas hanya fiksi, dan penulis berharap tidak benar-benar terjadi. Apalagi jika terjadi di perusahaan Anda. Pelajaran yang dapat dipetik dari narasi diatas adalah bahaya keamanan pangan yang disengaja merupakan ancaman yang serius. Jika Anda adalah produsen dalam rantai pangan, sudah saat nya Anda menyusun sistem TACCP (Threat Assessment Critical Control Point) untuk menanggulangi ancaman semacam ini. Memiliki Tim TACCP yang kompeten merupakan investasi berharga, jika dibandingkan biaya yang dikeluarkan untuk memulihkan nama baik perusahaan maupun resiko hukum yang harus dihadapi jika ancaman ini benar-benar terjadi.
Ancaman sabotase tidak selalu datang dari luar perusahaan. Justru “ancaman dari dalam” dapat terjadi tanpa kita sadari.
Waspadalah!