TAK KENAL MAKA TAK AMAN
Pada saat anda berbelanja pernahkah anda
memperhatikan kode plastik kemasan produk makanan yang anda beli?
Jangan disepelekan ya…
Penting bagi kita untuk
mengetahui arti dari kode-kode tersebut. Karena ternyata jika kita tidak
berhati-hati dalam memilih atau menangani kemasan plastik tersebut dapat
berdampak buruk bagi kesehatan kita.
Teknologi dalam industri pangan
berkembang sangat cepat, seiring dengan kebutuhan konsumen yang mulai beragam. Dalam
industri pangan kemasan memiliki peranan yang sangat penting antara lain
melindungi produk dari pengaruh lingkungan luar, penarik perhatian konsumen,
memudahkan dalam hal distribusi dan penyimpanan serta sarana informasi tentang
produk. Kemasan pangan yang paling sering kita jumpai saat ini adalah plastik
dan Styrofoam.
Berikut adalah keterangan
jenis-jenis kemasan plastik dan sifatnya yang lazim digunakan untuk kemasan
makanan :
- Polyethylene Terephthalate (PET)
Sifat : Jernih, kuat, tahan
pelarut, kedap gas dan air, melunak pada suhu 80 oC.
Penggunaan : Botol minuman, minyak goring, selai
Peanut Butter, kecap dan sambal, tray biscuit.
- High Density Polyethylene (HDPE)
Sifat : Keras hingga semi
fleksibel, tahan terhadap bahan kimia dan kelembaban, permeable terhadap gas, permukaan berlilin (waxy), buram (opaque),
mudah diwarnai, diproses dan dibentuk, melunak pada suhu 75 oC.
Penggunaan : Botol susu cair dan jus, tutup plastik,
kantong belanja dan wadah es krim.
- Polivinil klorida (PVC)
Sifat : Kuat, keras, bias
jernih, bentuk dapat diubah denan pelarut, melunak pada suhu 80 oC.
Penggunaan : Botol jus, air mineral, minyak sayur,
kecap, sambal, pembungkus makanan (food
wrap).
- Low Density Polyethylene (LDPE)
Sifat : Mudah diproses, kuat,
fleksibel, kedap air, permukaan berlilin, tidak jernih tapi tembus cahaya,
melunak pada suhu 70 oC.
Penggunaan : Pot yogurt, kantung belanja (kresek),
kantong roti dan makanan segar, botol yang dapat ditekan.
- Polipropilen (PP)
Sifat : Keras tapi fleksible,
kuat, permukaan berlilin, tidak jernih tapi tembus cahaya, tahan terhadap bahan
kimia, panas dan minyak, melunak pada suhu 140 oC.
Penggunaan : Pembungkus biscuit, kantong chips
kentang, krat serealia, pita perekat kemasan dan sedotan.
- Polistiren (PS)
Sifat : Jernih seperti kaca,
kaku, getas, buram, terpengaruh lemak dan pelarut, mudah dibentuk, melunak pada
suhu 95 oC.
Penggunaan : Wadah makanan beku, sendok, garpu.
- Polistiren (EPS – Styrofoam)
Sifat : Bentuk busa, ringan,
getas, kaku, biasanya berwarna pututih.
Penggunaan : Wadah makanan siap saji, cup kopi.
- Other –
lainnya (misalnya polikarbonat)
Sifat : Keras, jernih, tahan
panas.
Penggunaan : Galon air mineral, botol susu bayi.
- Melamin-formaldehid (MF)
Sifat : Tidak dapat didaur
ulang (thermoset), keras, kuat, mudah
diwarnai, bebas rasa dan bau, tahan terhadap pelarut dan noda, kurang tahan
terhadap asam dan alkali.
Penggunaan : Peralatan makan : gelas, mangkok, sendok
dan piring.
Selain memiliki banyak keunggulan
ternyata kemasan plastik menyimpan berbagai kelemahan yaitu terjadinya migrasi
atau perpindahan zat monomer dari bahan plastik kedalam makanan. Hal ini dapat
terjadi apabila pemilihan jenis kemasan tidak sesuai dengan makanan yang
dikemas. Migrasi
monomer dapat terjadi karena dipengaruhi oleh suhu makanan
atau penyimpanan
dan proses pengolahannya. Semakin tinggi suhu dan semakin lama kontak
makanan dengan kemasan plastik akan semakin banyak monomer yang bermigrasi.
Beberapa monomer yang dicurigai
berbahaya antara lain vinyl chloride, acrylonitrile,
meta crylonitril venylidine chloride dan styrene. Bahan-bahan tersebut memiliki sifat beracun
dan karsinogenik
atau pencetus
timbulnya sel kanker.
Lalu,
bagimana cara menghindari bahaya dari kemasan plastik tersebut ?
Salah satu cara untuk
menghindarinya adalah meminimalkan penggunaan kemasan plastik pada pangan.
Apabila memang harus menggunakan kemasan plastik pilihlah yang food grade. Selain itu kenali
dengan baik jenis-jenis dan karakteristik kemasan plastik yang akan kita
gunakan. Pastikan pemilihan jenis kemasan plastik yang kita pilih sesuai dengan
dengan proses pengolahan dan jenis makanannya.
Ingat sekali lagi “Tak
Kenal maka Tak Aman”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar