Rabu, 23 Mei 2018

Berharap pada HACCP





“Wo alah Jeng Retno… gawat iki, Katering kita di complain sama keluarga Pak Dharmopamuko.”

“Sampe mau lapor polisi segala… PIYE IKI??!!”

Mbak Miranti terlihat panik sambil berlari-lari kecil, tatanan sanggul dan kebayanya mulai berantakan.



“Ono opo toh Mir??!! Coba nek cerita tuh yang jelas gitu loh.” Jeng Retno mencoba menenangkan.



“Anu loh... Salah satu tamu undangan pernikahan Pak Dharmopamuko menemukan JARUM PENTUL didalam menu “Lotek Jogya” kita… Untung ndak sampe tertelan.”

“Pak Dharmo yang anggota DPR itu minta ganti rugi Rp.300 juta karena malu sama tamu undangannya… Kalo tidak, dia mau lapor polisi… Haduhh Jeng… Aku nggak mau masuk penjara”.  Mbak Miranti mencoba menjelaskan sambil menarik-narik ujung lengan kebaya Jeng Retno.



Mendadak wajah Jeng Retno berubah merah padam menahan emosinya….

“Ini pasti guna-guna dari si Lastri pemilik “Kanthil Katering” saingan kita!” Suara Jeng Retno terdengar sedikit parau.



“Mami…mami… sini deh, Putri dapet kiriman link berita dari grup WA temen sekolah Putri”.

“Itu loh Mih berita dari “Cangkem Nyinyir” (sumber berita gosip Artis), katanya pesta pernikahan artis (sebut saja Mawar) yang jadi istri ke-2 pejabat itu mendadak kacau, karena di dalam makanan yang disajikan untuk tamu ditemukan jarum…”

“Ih sereem kan…  Ini sudah viral lho Mih… di You tube juga ada, Mami mau lihat??”

“Loh… mih…mamih… mamih kenapa???”



Jeng Retno pingsan tak sadarkan diri.

***



Narasi diatas hanya fiksi, namun kasus-kasus keamanan pangan seperti ini dapat saja terjadi. Dan saya berharap tidak terjadi pada bisnis katering Anda. 



Perkembangan bisnis di bidang makanan yang dinamis saat ini, menuntut pelaku usaha memiliki keterampilan dan pengetahuan untuk menunjang pengendalian bahaya keamanan pangan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh kepercayaan yang cukup dari konsumen terhadap keamanan produk pangan yang dihasilkan demi memenangkan persaingan. Dan yang tidak kalah pentingnya juga bertujuan untuk memenuhi peraturan dan perundang undangan yang berlaku. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengendalikan bahaya keamanan pangan, terbukti efektif dan diakui secara international adalah HACCP. 



Apa sih HACCP itu?

Konsep HACCP merupakan suatu metode manajemen keamanan pangan yang sistematis dan didasarkan pada prinsip-prinsip yang sudah dikenal, yang ditujukan untuk mengidentifikasi hazard (bahaya) yang kemungkinan dapat terjadi pada setiap tahapan dalam rantai penyediaan makanan, dan tindakan pengendalian ditempatkan untuk mencegah munculnya hazard tersebut. Sistem HACCP ini mengkaji semua tahapan dalam proses produksi makanan mulai dari penerimaan bahan mentah (bahan baku), proses pengolahannya menjadi produk akhir, sampai dengan aktivitas pendistribusian produk akhir ke konsumen.



Mengapa harus menggunakan sistem HACCP?

Ada beberapa keuntungan penggunaan sistem HACCP. Salah satunya adalah HACCP merupakan suatu sistem tindakan pencegahan. Melalui sistem HACCP potensi cemaran fisika “JARUM PENTUL” pada menu makanan Lotek Jogya milik Jeng Retno seharusnya dapat dicegah melalui penerapan PRP (Pre-Requisite Program) yang baik. Selain itu keuntungan lain dari sistem HACCP adalah meningkatkan efektifitas dan efisiensi biaya. Apabila pengendalian bahaya hanya bergantung pada Inspeksi dan pengujian produk akhir, maka biaya, waktu dan tenaga yang dibutuhkan untuk memastikan produk yang dihasilkan bebas dari bahaya kemanan pangan akan lebih besar. Selain itu pengujian kimia dan biologi umumnya bersifat destructive sehingga menghasilkan biaya dari sample pengujian yang akan menjadi waste.



Memangnya biaya apa saja yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem HACCP?

Tidak ada ketetapan nominal biaya yang pasti. Hal ini tergantung pada ruang lingkup penerapan HACCP dan kerumitan proses produksi. Secara garis besar, biaya dari penerapan sistem HACCP meliputi:

  • Waktu yang diperlukan untuk pelatihan HACCP
  • Biaya Pelatihan HACCP baik internal maupun eksternal
  • Sumber daya manusia, infrastruktur dan lingkungan yang sesuai dengan persyaratan
  • Validasi dan Verifikasi HACCP
  • Waktu yang diperlukan untuk peninjauan/audit
  • Dan lain-lain   

Tetapi jangan khawatir, biaya-biaya tersebut akan tertutup melalui penghematan yang dihasilkan dari sistem HACCP. Selain itu kerugian biaya dan resiko yang timbul akibat kompensasi dan pengadilan akibat kasus kemanan pangan akan jauh lebih besar. Dan hilangnya kepercayaan konsumen serta resiko pembekuan izin usaha merupakan bencana yang tidak ternilai.



Lalu bagaimana cara menjalankan sistem HACCP?       

Untuk menjalankan sistem HACCP kita mengenal 7 Prinsip HACCP dan 12 Langkah HACCP. Jika Anda membutuhkan informasi lebih lengkap, silahkan menghubungi saya melalui email: why.expertconsultant@gmail.com.



Oh iya, bagaimana kabar Jeng Retno?
Saya harap Sistem HACCP dapat menyelamatkan bisnis catering nya… Aamiin